JURNAL ILMU DESAIN VOL. 1 NO. 3 2006
a. A. D. PIROUS - Sejarah Poster Sebagai Alat Propaganda Perjuangan di Indonesia. (hlm. 139-158).
a. A. D. PIROUS - Sejarah Poster Sebagai Alat Propaganda Perjuangan di Indonesia. (hlm. 139-158).
Ringkasan
Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan sejarah, dengan mengulas peran poster sebagai media propaganda di masa perjuangan revolusi Indonesia 1945-1948. Data-data yang diperoleh di artikel ini merupakan data primer melalui wawancara langsung dengan tokoh-tokoh sejarah seni rupa Indonesia waktu itu, yaitu: Affandi, S. Sudjojono, Surono, dan Srihadi Soedarsono. Dari analisis yang dilakukan, bisa disimpulkan bahwa desain poster perjuangan memiliki dua fungsi penting: (1) Sebagai penyampai pesan bagi masyarakat internasional tentang realitas perjuangan; (2) Sebagai penyampai aspirasi politik masyarakat di dalam negeri. Melalui artikel ini ditunjukkan bahwa bidang seni rupa dan desain memberi peran penting dalam revolusi kemerdekaan Indonesia. Sejarah perjuangan mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan di Indonesia tidak lepas dari peran poster perjuangan oleh para tokoh-tokoh seniman besar yang peduli terhadap nasib bangsanya.
b. PRIYANTO SUNARTO - Metafora Visual Kartun Editorial Pada Surat Kabar Jakarta 1950-1957. (hlm. 159-176).
Ringkasan
Kartun editorial adalah kolom kartun yang muncul secara berkala di halaman yang tetap di suatu surat kabar. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami latar belakang sosial politik dan budaya masyarakat terhadap penampilan visual kartun editorial di masa demokrasi parlementer di Indonesia (1950-1957). Tujuannya untuk memahami bagaimana metafora kartun editorial berelasi dengan situasi politik multi partai dan tingginya kebebasan menyatakan pendapat. Pendekatan yang ditempuh dalam riset ini adalah pendekatan tipologi visual. Melalui penguraian konsep kartun editorial pada masa itu, penelitian juga menganalisis aspek metafora visual dari 344 artifak kartun oleh 7 surat kabar di Jakarta. Dari analisis dapat disimpulkan bahwa metafora visual kartun editorial masa itu disampaikan dengan sikap emotif sangat terbuka dan tajam.
Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan sejarah, dengan mengulas peran poster sebagai media propaganda di masa perjuangan revolusi Indonesia 1945-1948. Data-data yang diperoleh di artikel ini merupakan data primer melalui wawancara langsung dengan tokoh-tokoh sejarah seni rupa Indonesia waktu itu, yaitu: Affandi, S. Sudjojono, Surono, dan Srihadi Soedarsono. Dari analisis yang dilakukan, bisa disimpulkan bahwa desain poster perjuangan memiliki dua fungsi penting: (1) Sebagai penyampai pesan bagi masyarakat internasional tentang realitas perjuangan; (2) Sebagai penyampai aspirasi politik masyarakat di dalam negeri. Melalui artikel ini ditunjukkan bahwa bidang seni rupa dan desain memberi peran penting dalam revolusi kemerdekaan Indonesia. Sejarah perjuangan mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan di Indonesia tidak lepas dari peran poster perjuangan oleh para tokoh-tokoh seniman besar yang peduli terhadap nasib bangsanya.
b. PRIYANTO SUNARTO - Metafora Visual Kartun Editorial Pada Surat Kabar Jakarta 1950-1957. (hlm. 159-176).
Ringkasan
Kartun editorial adalah kolom kartun yang muncul secara berkala di halaman yang tetap di suatu surat kabar. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami latar belakang sosial politik dan budaya masyarakat terhadap penampilan visual kartun editorial di masa demokrasi parlementer di Indonesia (1950-1957). Tujuannya untuk memahami bagaimana metafora kartun editorial berelasi dengan situasi politik multi partai dan tingginya kebebasan menyatakan pendapat. Pendekatan yang ditempuh dalam riset ini adalah pendekatan tipologi visual. Melalui penguraian konsep kartun editorial pada masa itu, penelitian juga menganalisis aspek metafora visual dari 344 artifak kartun oleh 7 surat kabar di Jakarta. Dari analisis dapat disimpulkan bahwa metafora visual kartun editorial masa itu disampaikan dengan sikap emotif sangat terbuka dan tajam.
[ Diposting kembali sesuai sumbernya / situs FSRD ITB ]
No comments:
Post a Comment